Mungkin sesuatu yang dramatis kalo gw menghubungkan antara Blackberry yang lagi ngetrend saat ini, jejaring sosial terutama Twitter atau Facebook dan penyakit yang menurut gw paling banyak di derita sama anak-anak ABG di Indonesia saat ini yaitu Hedonisme.
Hedonisme itu sendiri, ditelaah dari psikologi adalah penyakit dimana sesorang sangat menginginkan keberadaannya atau Existensi nya di akui oleh orang sekitarnya. Mungkin untuk menunjukan keberadaan diri sendiri itu perlu, untuk mengekspresikan diri ke pada dunia, namun para kaum hedonis melakukannya dengan cara yang salah dan berlebihan. Nah, dalam kasus para kaum hedonis di Indonesia atau lebih biasa gw sebut anak 6HaOoL (baca: Gaul -red) biasanya sangat bergantung pada trend dengan harapan orang-orang yang juga mengikuti trend tersebut bisa “mengenali”nya.
Salah satu trend yang sangat digemari para remaja labil di Indonesia adalah BB, bukan Banci Bau tapi Blackberry, gadget yang satu ini dinegara asalnya biasanya di pakai para eksekutif agar bisa dengan mudah berbisnis dengan koleganya. Namun, entah apa yang di”bisnis”kan oleh para ABG yang biasanya masih sekolah, mungkin dapat dimaklumi jika anak tersebut artis atau punya bisnis sendiri atau sesuatu yang lain yang memang membutuhkan akses cepat dalam memperoleh informasi, tapi jika tidak atau lebih tepatnya BUKAN siapa-siapa, lalu apa yang dilakukannya dengan barang tersebut? atau ada bisnis apa yang dilakukannya? apa mereka akan berbisnis mengerjakan PR? atau mereka merencanakan rapat untuk rencana cabut bareng?, aneh. Jika memang ternyata hanya untuk ngobrol biasa, lalu mengapa tidak dengan SMS atau telpon? atau jika untuk chat kenapa tidak dengan YM atau Yahoo messenger?, apa karena ada BBM? lalu apa bedanya dengan YM? (ada yang bisa jelaskan?).
Ok, memang saya tidak begitu mengetahui tentang BB dan fitur-fitur yang didalamnya (yang saya tahu hanya BBM yang sudah included atau gak perlu didownload lagi). Lalu apa lagi keistimewaan BB? bisa FB dan Twitter? loh? bukannya semua smartphone bisa? bahkan handphone yang seharga hanya beberapa ratusan ribu juga bisa, terus kenapa harus BB?. Apakah karena suatu kebanggaan jika update status di Facebook lalu ada embel-embel ‘via Blackberry’ ? atau bangga saat update status Twitter yang disertai embel-embel ‘via Ubertwitter’ atau aplikasi Twitter yang hanya bisa dijalankan di Blackberry?. nah, disinilah titik kesombongan dimulai, yaitu dari kata BANGGA. Bukankah itu bentuk kesombongan kepada teman-temannya entah yang ada di friendlist facebook atau follower di Twitter atau saat menenteng BB yang entah kenapa tidak dimasukan ke saku tapi hanya di pegang-pegang layaknya tropi? atau dengan cara yang entah ada saja seperti menunjukan semacam pride atau kebanggaan yang menjurus ke pada kesombongan?
Sifat hedonisme itu pun muncul ketika mereka para pengguna BB pengesampingkan orang-orang yang tidak memakai BB. Bahkan saya pernah mendengar ada orang yang dijauhi dari teman-temannya karena dia tidak memakai BB, aneh bukan?. Bahkan ada yang membeli Experia di bilang ‘bodoh’ oleh teman-temannya karena kenapa dia tidak membeli BB melainkan Experia, gila bukan?. Dan yang lebih parah ketika para pengguna BB mengupload foto yang berisi kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan bersifat hedon di FB dan mengsharenya sehingga teman-temannya melihat kegiatan mereka yang tidak penting itu.
Okok, gw tau mungkin ada yang bilang “gw make BB gak gitu juga kali, emang gw butuh BB buat kerja”, atau “Yang gak make BB juga ada yang sifatnya hedon gitu juga koq”, atau “Kenapa harus BB? kan yang lainnya juga ada”, atau “yang nulis paling juga ngiri” atau “sirik tanda tak mampu” dll dll. Bukannya gw pengen mengintimidasi pengguna BB, tapi hanya saja sekarang trend yang menggandrungi para remaja labil yang entah apa yang dipikirannya itu BB. lagipula smartphone yang gw suka bukan BB koq, masih banyak yang lain yang punya fitur lebih baik.
So, it’s come to our judgement, apakah kita masuk ke dalam golongan hedon atau tidak, make your choice…
oleh : galangsyahya